PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Praktek pengeluaran darah
(bloodletting) sudah sejak lama dikenal manusia dan menjadi bagian dari
pengobatan pasien. Teknik pengeluaran darah yang pertama(tahun 100 SM)
dilakukan oleh dokter-dokter dari Syria dengan menggunakan lintah. Sebelum
dikenal Hippocrates dengan sebutan”Bapak Ilmu Kedokteran”(abad 5 SM), seni
pengambilan darah banyak mengalami perubahan demikian pula berbagai alat untuk
keperluan pengambilan dan penampunngan bahan darah. Lanset untuk pengambilan
darah digunakan pertama kali sebelum abad ke 5 SM dengan tetap mengacu kepada
lintah sebagai bentuk dasar. Dengan lanset ini seorang dokter (practitioner)
melubangi vena, kadang-kadang sampai beberapa lubang. Menjelang akhir abad 19
barulah teknologi mengambil alih memproduksi “lintah artificial”. Kini telah
dikenal beragam alat pengambilan darah dan mudah diperoleh di pasaran.
Kebanyakan pengambilan specimen
darah pasien saat ini masih dilaksanakan oleh teknisi/analis laboratorium baik
diruang laboratorium maupun diruang perawatan; padahal jabatan dan kandungan
tugas seorang teknisi atau analis laboratorium tidak sejalan dengan tannggung jawab
dan kegiatan/aktivitas seorang
pengambil specimen darah(dalam hal ini seorang flebotomis). Obyek yang dihadapi
oleh teknisi/analis laboratorium adalah peralatan pemeriksaan sedang obyek yang
dihadapi oleh flebotomis adal pasien(atau orang sehat) yang dilekati oleh
banyak hal: sifat,perilaku,masalah
intern/pribadi dan lain-lain. Hal-hal ini sedikit banyaknya bias
menjadi penghalang dalam kelancaran proses pengambilan specimen darah dan
hal-hal ini pula yang harus bias dihadapi dan diatasi seorang flebotomis.
System pelayanan kesehatan yang
berkembang akhir-akhir ini untuk tujuan kesejahteraan pasien mengacu kepada pelayanan
kesehatan oleh tim(team oriented). Dengan sendirinya, pelayanan laboratorium
akan selalu menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan menyeluruh dan
seorang flebotomis menjadi orang yang sangat penting(crucial) karena menempati
posisi awal dalam rangkaian. proses
pemeriksaan tes laboratorium. Posisi awal ini berada dalam penngawasan program
pemantapan mutu(fase pra-analitik) hasil laboratorium sehingga salah benarnya
flebotomis melaksanakan tugasnya akan mempengaruhi mutu hasil tes. Hasil
pemeriksaan laboratorium yang
benar dan akurat
merupakan andil/modal dari tim laboratorium (mencakupi juga flebotomis) dalam
menunjanng diagnosis dan pemantauan penyakit. Oleh sebab itu, peran dan
tanggung jawab seorang flebotomis dalam melaksanakan tugasnya harus senantiasa
disadari.
B. Rumusan
Masalah
A. Apa yang di
maksud dengan Flebotomi?
B. Apa saja
kompetensi minimal seorang Flebotomist?
C. Bagaimana
perilaku professional seorang Flebotomist?
D. Bagaimana
cara memperoleh darah?
E. Apa saja
komplikasi yang dapat terjadi pada
Flebotomi?
F. Apa saja
kegagalan yang dapat terjadi pada saat pengambilan darah?
C. Tujuan
Agar
mahasiswa memahami tentang Flebotomi, mengetahui kompetensi minimal dan
perilaku professional seorang Flebotomi, mengetahui dan memahami cara
memperoleh specimen darah, mengetahui komplikasi dan kegagalan yang dapat
terjadi pada Flebotomi
D. Manfaat
Mampu
meningkatkan pemahaman tentang flebotomi dengan baik dan benar
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Flebotomi
Flebotomi
(bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dantomia. Phleb
berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong(“cutting”).
Dulu dikenal istilah vena
sectie (Bld), venesection atau
veni section(Ing). Sedangkan Flebotomist
adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat latihanuntuk mengeluarkan dan
menampung specimen darah dari pembuluh darah vena,arteri atau kapiler. Teknik
flebotomi merupakan suatu cara pengambilan darah (sampling) untuk tujuan tes
laboratorium atau bisa juga pengumpulan darah untuk didonorkan
B. Kompetensi minimal
seorang Flebotomist
Kompetensi minimal seorang flebotomi antara lain :
1.
Flebotomis mampu berkomunikasi dengan pasien
untuk menjelaskan tujuan pengambilan darah, apa yang akan dilakukan dan bagaimana
caranya, menjelaskan tujuan dan cara
persiapan pasien
2.
Mampu mengerjakan tugas-tugas administrasi
3.
Harus mengerti dan mematuhi prosedur
keselamatan pasien dan dirinya.
4.
Harus dapat menyiapkan bahan dan alat-alat yang
akan digunakan serta memilih antikoagulansia
5.
Harus memahami prosedur dan tehnik flebotomi
venipuncture dan skinpuncture yang benar
6.
Melakukan labelisasi pada tabung / wadah
sampel secara benar
7.
Mampu melakukan tranportasi sampel secara
benar serta tepat waktu ke laboratorium
8.
Harus mampu menangani komplikasi akibat
pelaksaan flebotomi secara benar dan cepat. (Rikawati 2010)
C. Perilaku profesional
flebotomist
Seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya
mempunyai kompetensi dan keahlian yang tinggi dalam pengambilan darah
berpedoman pada perilaku profesional dan bertindak berdasarkan aspek etika
moral, etika hukum dan etika profesi.
Ada 3 macam aspek etika yang harus dipatuhi yaitu :
etika moral, etika hukum dan etika profesi
1. Etika moral : Merupakan norma-norma yang memberikan pedoman dalam berperilaku yang
boleh dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan berdasarkan moral dan hati
nurani.
2. Etika hukum : Merupakan aturan yang dibuat oleh
negara berlaku umum dalam masyarakat dan bersifat mengikat, mempunyai kekuatan
hukum berdasarkan suatu Peraturan Perundangan (hukum) yang berlaku.
3. Etika profesi : Merupakan aturan yang dibuat
organisasi profesi sbg pedooman moral utk mengatur anggotanya serta bertujuan
menjaga mutu profesi, memelihara harkat dan martabat profesi. Sanksi dapat
berupa teguran, skorsing atau pemecatat. Etika profesi yg sudah dalam bentuk
tertulis secara sistematis sebagai kode etik profesi(Rikawati 2010).
D. Cara Memperoleh Darah
1.
Pengambilan Darah Vena
Ø Alat-alat
yang digunakan untuk mengambil darah vena, yaitu :
a. Sarung
tangan
Alat
ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah terjadi infeksi, tetapi
harus diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnnya untuk mencegah
kontaminasi silang. Sarung tangan harus dipakai kalau menangani darah, duh
tubuh, sekresi dan eksresi (kecuali keringat). Petugas kesehatan (Plebotomis)
menggunakan sarung tangan untuk tiga alasan, yaitu:
·
Mengurangi resiko
petugas kesehatan terkena infeksi dari pasien.
·
Mencegah penularan
flora kulit petugas kepada pasien.
·
Mengurangi kontaminasi
tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari satu
pasien ke pasien lain
b. Masker
Masker
digunakan untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau
petugas bedah berbicara, batuk, bersin, dan juga mencegah ciprtan darah atau
cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut petugas
kesehatan
c. Spuit
Adalah
alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena
dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk
mengukur jumlah darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml,
3ml, 5ml bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk
pemberian cairan sonde atau syring pump.
d. Tourniquet
Adalah
alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena
dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapatdigunakan untuk
mengukur jumlah darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml,
3ml, 5ml bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanyadigunakan untuk pemberian
cairan sonde atau syring pump.2. TourniquetMerupakan bahan mekanis yang
fleksibel, biasanya terbuat dari karetsintetis yang bisa merenggang. Digunakan
untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada organ yang akan
dilakukan penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah untuk
fiksasi, pengukuhan vena yang akan
diambil.
Dan juga untuk menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan mempermudah proses
penyedotan darah kedalam spuit.
e. kapas
alkohol
Merupakan
bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahidengan antiseptic
berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan
kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan
area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.
f. Needle,
Wing Needle
Ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk
pengambilan secara vakum.
Needle ini bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum.
Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena
yang akan diambil atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan
dengan jarum kecil.
g. Vacuum
Tube
Tabung
vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa
tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika
tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti
mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai
h. Blood
Container
Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat
vakum udara. Ini biasa digunakan untuk pemeriksaan manual, dan dengan
keperluan tertentu misalnya
pembuatan tampungan sendiri untuk efisiensi biaya.
i.
Plester
Digunakan
untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses
penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma
akibat penusukan.
Ø Prosedur Kerja
Pada
pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena
median cubital , pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).Vena ini
terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila
tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati
karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan,
maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan
tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan
jarum yang ukurannya
lebih kecil. Lokasi
yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
·
Lengan pada sisi
mastectomy
·
Daerah edema
·
Hematoma
·
Daerah dimana darah
sedang ditransfusikan
·
Daerah bekas luka
·
Daerah dengan cannula,
fistula atau cangkokan vascular
·
Daerah intra-vena lines
Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer
dan dapat meningkatkan atau
menurunkan
kadar zat tertentu. Ada
dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.Cara
manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik ( syring ), sedangkan
cara vakum
dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer ).
Beberapa
hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
1) Pemasangan
turniket (tali pembendung)
pemasangan
dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemensel), peningkatan kadar substrat
(protein total, AST, besi, kolesterol,lipid total)
2) melepas
turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
3) Jarum
dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya
udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
4) penusukan
yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat
mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga
berpotensi menyebabkanhematoma.tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke
dalam vena menyebabkan
darah bocor dengan akibat hematoma
5) Kulit
yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan
pada pasien ketika dilakukan penusukan.
a. Pengambilan
Darah Vena dengan Syringe
Pengambilan
darah vena secara manual dengan alat suntik (syring ) merupakan cara yang
masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan
tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa
piston sederhana yang terdiri
dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai
ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai
dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.Pengambilan darah dengan
suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena
yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur kerja :
1)
Lakukan penjelasan
kepada penderita (tentang
apa yang dilakukan terhadap penderita, kerjasama penderita,sensasi yang
dirasakan penderita, dsb (Mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kerjasama.
Mencegah hiperventilasi akibat ansietas, yang menimbulkan perubahan sementara
pada gas darah)
2) Cari
vena yang akan ditusuk (superfisisal, cukup besar, lurus, tidak ada
peradangan, tidak diiinfus).(Meningkatkan kemudahan insersi
jarum.Memungkinkan perawat
menempatkan
jarum menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi,
risiko menusuk
vena sampai tembus keluar berkurang.Vena yang diinfus harus dihindari karena
meningkatkan risiko
bercampurnya cairan infuse
dengan sampel darah yang
akan
diambil yang dapat mengakibatkan
hasil test tidak valid)
3) Letakkan
tangan lurus serta ekstensikan
dengan bantuan tangan kiri
operator atau diganjal dengan
telapak
menghadap ke atas sambil
mengepal
(Memungkinkan dilatasi vena
sehingga
vena dapat dilihat)
4) Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang telah dibasahi alcohol 70% dan biarkan sampai kering. )Mengurangi risiko bakteri yang berada di kulit memasuki tempat pungsi.)
5) Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan agar vena tampak lebih jelas
(bila tourniquet berupaikatan simpul terbuka dan arahnya keatas)(Meningkatkan dilatasi vena. Tourniquet
harus menghambataliran vena, bukan aliran arteri.Aliran arteri yang terhenti mencegah pengisian vena.)
6) Pembendungan tidak boleh terlalu lama maksimal 2 menit, terbaik 1 menit.( Mencegah
hemokonsentrasi dan hematoma
7) Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah darah yang akan diambil, cek jarum dan karetnya.(Memastikan
spuit cukup untuk jumlah darah yang diambil).
8)
Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya dan dorong penghisap sampai
ke ujung depan.(Mencegah terlepasnya jarum darispuit, Mengeluarkan udara dalam spuit)
9)
Fiksasi pembuluh darah yang akanditusuk dengan ibu jari tangan kiri. (Meningkatkan dilatasi vena, Mencegah
bergesernya vena.)
10) Tusukkan jarum dengan sisi menghadap ke atas membentuk sudut15-30° sampai ujung
jarum masuk kedalam vena dan terlihat darah dari pangkal jarum.(Memungkinkan perawat menempatkan jarum menjadi paralel
dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus
ke luar berkurang)
11) Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan membentuk sudut.(Menghindari pergeseran jarum).
12) Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang didinginkan.(Memastikan jumlah darah yangdiambil sesuai dengan yang diinginkan)
13) Kepalan tangan dibuka, lepaskan bendungan.(
Mengurangi aliran balik darah. Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma, Memperlancar aliran darah kembali)
14) Letakkan kapas alcohol 70% diatas
jarum, cabut jarum dengan menekan kapas menggunakan tangan kanan pada bekas
tusukan selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan ibu
jari penderita selama± 5 menit.(Mencegah perdarahan.)
15) Lepaskan jarum, alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya supaya tidak terjadi hemolisa.(Mencegah terjadinya
hemolis).
16) Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang
volumenya sesuai (sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta) Mengamankan
specimen untuk diantar ke laboratorium terkait)
17) Jika menggunakan antikoagulan, kocok botol beberapa
menit agar antikoagulan tercampur dengan darah dan tidak terjadi
pembekuan.(Mencegah terjadinya pembekuan darah.)
b.
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung
Vakum
Tabung vakum
pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama
dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang
hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada
jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti
mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai. Jarum yang
digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan
berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum
pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi
oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir
keluar. Sambungan
berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder danmemudahkan pada
saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior. Keuntungan
menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi
sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan,dapat digunakan
untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tesyang diperlukan.
Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih baguskarena darah pasien
langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan
kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada
pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.Kekurangannya sulitnya
pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa
diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini
mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).Jarum bersayap atau
sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum
vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah,antara jarum
anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum
anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior.
Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang
( flash)
Prosedur :
1.
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas
alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
2.
Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
3.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah;
usahakan pasiensenyaman mungkin.
4.
Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di
lembar permintaan.
5.
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau
konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
6.
Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang
banyak melakukan aktifitas.
7.
Minta pasien mengepalkan tangan.
8.
Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di
atas lipat siku.
9.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic.
Lakukan perabaan (palpasi)untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti
sebuah pipa kecil, elastisdan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba,
lakukan pengurutan dariarah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
menit daerahlengan.
10. Bersihkan
kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%dan biarkan kering.
Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
11. Tusuk bagian
vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.Masukkan tabung ke dalam
holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung,
maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti
mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut
dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
12. Lepas
turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan
untuk pemeriksaan.
13. Letakkan
kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekankapas beberapa
sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
sebelum turniket dibuka.
c. Menampung
Darah Dalam Tabung
Beberapa
jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik
adalah sebagai berikut :
1)
Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat
additive, darah akan menjadi
beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah
(crossmatching test )
2)
Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator
(serum separator tube/SST ) yang fungsinya memisahkan serum dan sel
darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel
darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia
darah, imunologi dan serologi
3)
Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel
separator (plasma separator tube/PST ) dengan antikoagulan lithium
heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel
darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia
darah.
4)
Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi
EDTA. Umumnyadigunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah
(crossmatch)
5)
Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat.
Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
6)
Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang
bebas logam,umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink,
copper,mercury) dan toksikologi.
7)
Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium
fluoride dankalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
8)
Tabung tutup hitam; berisi bufer sodium sitrat,
digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
9)
Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA,
digunakan untuk pemeriksaan imuno hematologi.
10) Tabung tutup
putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR
dan bDNA.
11) Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian
atas ; berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi –
aerob, anaerob dan jamur Beberapa hal penting dalam menampung sampel
darah adalah :
a.
Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke
dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah
perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara
disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi
menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah kedalam tabung vakum dengan cara
menusukkan jarum pada tutup tabung,biarkan darah mengalir sampai berhenti
sendiri ketika volume telahterpenuhi.
b.
Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan
dengan cara memutar-mutar
tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan
lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
c.
Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum
adalah : pertama – botol biakan (culture) darah atau tabung tutup
kuning-hitam kedua – tes koagulasi (tabung tutup biru),
ketiga – tabung non additive (tutup merah),keempat – tabung tutup merah atau
kuning dengan gel separator atau clotactivator, tabung tutup ungu/lavendet
(EDTA), tabung tutup hijau (heparin),tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
2.
Pengambilan Darah
kapiler dan Darah Arteri
Pengambilan
darah kapiler dimaksudkan untuk pemeriksaan laboratoriumdengan volume yang
lebih sedikit dari pengambilan melalui vena. Pengambilan iniumumnya digunakan
untuk pemeriksaan dengan jumlah dibawah 500 mikroliter.
Alat-alat
yang digunakan untuk pengambilan kapiler :
a. lancet
Merupakan jarum kecil
disposable yang digunakan untuk pengambilandarah kapiler dipermukaan kulit atau
ujung jari pasien. Bisa berupa classic lancetyang terpisah dari pemantiknya.
Atau bisa berupa automatic lancet yang langsung bisa dipergunakan tanpa
pemantik lagi.
b. Kapas
alkohol
Merupakan
bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan antiseptic
berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan
kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan
area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.
c. Obyek
Glass
Merupakan gelas
preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaandarah atau pemeriksaan lain
yang akan diperiksa dengan mikroskop
d. Deck
Glass
Adalah penutup obyek
glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena dimaksudkan agar bisa
menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop
e. Tensimeter
Alat untuk mengukur
tensi darah atau tekanan darah serta detak jantung manusia. Dalam sampling
tensi ini digunakan untuk memeriksa Bleeding time
f. Kertas
Saring
Kertas yang mempunyai
kerapatan tertentu sehingga bisa digunakan untuk menyaring larutan. Bisa
digunakan untuk pemeriksaan Bleeding time.
g. Tabung
kapiler
Merupakan tabung kecil
dengan diameter 1mm sehingga memiliki dayakapilaritas atau menyerap cairan
darah yang akan diambil. Sehingga cukup dengan menempelkan salah satu
ujungnya, maka darah akan mengisi tabung sesuai kebutuhan. Tabung
kapiler dengan antikoagulan bertanda strip merah, sedangkan tanpa koagulan dengan
strip biru.
h. Wax
Merupakan dempul atau
penutup yang digunakan sebagai penahan dasar tabung hematokrit sehingga
disaat penyimpanan sampel darah atau pemutaran nilai hematokrit, darah bisa
tertahan didalam tabung
i.
Sarung tangan
Alat ini merupakan
pembatas fisik terpenting untuk mencegah terjadi infeksi, tetapi harus diganti
setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnya untuk mencegah
kontaminasi silang. Sarung tangan harus dipakai kalau menangani darah, duh tubuh,
sekresi dan eksresi (kecuali keringat). Petugas kesehatan (Plebotomis)
menggunakan sarung tangan untuk tiga alasan, yaitu:
·
Mengurangi resiko
petugas kesehatan terkena infeksi dari pasien.
·
Mencegah penularan
flora kulit petugas kepada pasien.
·
Mengurangi kontaminasi
tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari satu
pasien ke pasien lain
j.
Masker
Masker digunakan untuk
menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah
berbicara, batuk, bersin, dan juga mencegah ciprtan darah atau cairan tubuh
yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut petugas kesehatan
a)
PengambilanDarahKapiler
:
Pengambilan darah
kapiler atau dikenal dengan istilahskinpunctureyang berarti proses
pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah
kapiler adalah :
·
Ujung jari tangan
(fingerstick ) atau anak daun telinga.
·
Untuk anak kecil dan
bayi diambil di tumit (heelstick ) pada 1/3 bagian tepitelapak kaki atau
ibu jari kaki.
·
Lokasi pengambilan
tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran,seperti vasokonstriksi
(pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb),kongesti atau sianosis
setempat.Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan
sampeldengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar
Hb,hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary
method ).
Prosedur :
1. Siapkan
peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
2. Pilih
lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkankering.
3. Peganglah
bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supayarasa nyeri
berkurang.
4. Tusuk
dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak
harusdiperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih
basaholeh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh
alkohol,tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
5. Setelah
darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapaskering, tetes berikutnya
boleh dipakai untuk pemeriksaan.
6. Pengambilan
darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah
terbentuknya jendalan.
b)
Pengambilan Darah
Arteri
Pengambilan darah
arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan.
Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis didaerah lengan atau
arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan
hati-hati dan oleh tenaga terlatih.
Sampel
darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.
Prosedur kerja pengambilan darah arteri :
1. Siapkan
peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.
2. Pilih
bagian arteri radialis.
3. Pasang
tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.
4. Lakukan
palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
5. Desinfeksi
kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkankering. Kulit yang
telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
6. Tekan
bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum
di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring.
Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
7. Setelah
tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera letakkan kapas
pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama ±2 menit. Pasang
plester pada bagian ini selama ±15 menit
E. Komplikasi Flebotomi
Komplikasi berkenaan dengan
tindakan Flebotomi
1. Syncope
Syncope adalah
keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat/
sementara waktu sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejala dapat
berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat,pengelihatan kabur/ gelap,
bahkan bisa sampai muntah.
Hal
ini biasanya terjadi karena adanya perasaan takut atau akibat pasien puasa terlalu
lama. Rasa takut atau cemas bisa juga timbul karena kurang percaya diri Itulah sebabnya
mengapa perlu memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan pengambilan
darah dan prosedur
yang akan dialaminya.Penampilan dan prilaku seorang Flebotomis juga bisa mempengaruhi keyakinan
pasien sehingga timbul rasa curiga/ was-was ketika proses
pengambilan darah akan dilaksanakan. Oleh sebab itu penampilan dan prilaku
seorang flebotomis harus sedemikian rupa sehingga tampak berkompetensi dan Fropesional
Cara mengatasi
a. Hentikan
pengambilan darah
b. Baringkan
pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satusisi
c. Tungkai
bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala )
d. Longgarkan
baju yang sempit dan ikat pinggang
e. Minta
pasien menarik nafas panjang
f. Hubungi
dokter
g. Pasien
yang tidak sempat dibaringkan , diminta menundukan kepala diantara kedua
kakinya dan menarik nafas panjang
Cara Pencegahan
a. Pasien
diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan. Pasien yang akan dirawat
syncope sebaiknya dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah. Kursi
pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan
2. Rasa
Nyeri
Rasa nyeri
berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus.
Nyeri bisa timbul akibat
alkosol yang belum kering
atau
akibat penarikan jarum yang terlalu kuat
Cara pencegahan
a. Setelah
disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mengering sebelum pengambilan
darah dilakukan.
b. Penarikan
jarum tidak terlalu kuat
c. Penjelasan/
Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya (memberi contoh )
3. Hematoma
Hematoma dalah
terkumpulnya massa darah dalam jaringan (dalam Hal Flebotomi : jaringan dibawah
kulit ) sebagai akibat robeknya
pembuluh
darah. Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah :
a. Jarum
terlalu menungkin
sehingga menembus dinding vena
b. Penusukan
jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar vena
c. Setelah
pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama
ditekan
d. Pada
waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet ( tourniket)belum dikendurkan
e. Temapat
penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket.
Cara mengatasi
Jika dalam
proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat
penusukan jarum segera
1) Lepaskan
turniket dan jarum
2) Tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa
3) Angkat
lengan pasien
lebih tinggi dari kepala (+- 15 menit)
4) Kalau
perlu kompres untuk mengurangi
rasa nyeri
4. Pendarahan
Komplikasi
pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri.
Pengambilan darah kapiler lebih kurang resikonya.Pendarahan yang berlebihan (
atau sukar berhenti ) terjadi karena terganggunya system
kouglasi darah pasien. Hal ini bisa terjadi karena :
a.
Pasien mengalami
pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan
darah
b.
Pasien menderita
gangguan pembekuan darah ( trombositopenia,defisiensi factor pembeku darah
(misalnya hemofilia )
c.
Pasien mengidap
penyakit hati yang berat ( pembentukanprotrombin, fibrinogen terganggu )
Cara Mengatasi
a. Tekan
tempat pendarahan
b. Panggil
perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya
Cara pencegahan
a. Perlu
anamnesis ( wawancara) yang cermat denga pasien
b. Setelah
pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih
lama
5. Allergi
Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam flebotomi, misalnya terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex yang adapada sarung tangan, turniket atau plester.Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis,radang selaput mata; kadang-kadang bahkan bisa (shock)\
Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam flebotomi, misalnya terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex yang adapada sarung tangan, turniket atau plester.Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis,radang selaput mata; kadang-kadang bahkan bisa (shock)\
Cara mengatasi :
a. Tenangkan
pasien, beri penjelasan
b. Panggil
dokter atau perawat untuk penanganan selanjutnya
Cara pencegahan
a. Wawancara
apa ada riwayat allergi
b. Memakai
plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex
6. Trombosis
Terjadi karena
pengambilan darah yang berulang kali ditempatyang sama sehingga menimbulkan
kerusaka dan peradangan setempatdan berakibat dengan penutupan ( occlusion )
pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna obat ( narcotics )
yang memakai pembuluh
darah vena.
Cara pencegahan
a. Hindari
pengambilan berulang ditempat yang sama
b. Pembinaan
peninap narkotika
7. Radang
Tulang
Penyakit ini
sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yangsempit dan pemakaian
lanset yang berukuran panjang
Cara mengatasi: Mengatasi
peradangan tulang
Cara Pencegahan:
a.
Menggunakan lanset yang
ukurannya sesuai. Saat ini sudah
dipasarkan
lanset dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan kelompok usia.
b.
Setiap kejadian
komplikasi Flebotomi harus dilaporkan kepada dokter dan dicatat
dalam buku catatan tersendiri dengan
mencantumkan
identitas pasien selengkapnya, tanggal dan jam kejadian, dan tindakan yang
diberikan.
8. Amnesia
Pada bayi,
terutama bayi baru lahir dimana volume darah sedikit, pengambilan darah
berulang dapat menyebabkan anemia. Selain itu pengambilan darah
kapiler pada bayi terutama yang bertulang dapat menyebabkan selulitis,
abses, osteomielitis, jaringan parut dan nodul klasifikasi. Nodul
klasifikasi tersebut mula-mula tampak seperti lekukanyang 12 bulan kemudian
akan menjadi nodul dan menghilang dalam 18-20 bulan.
9. Komplikasi
neuologis
Komplikasi
neurologist dapat bersifat local karena tertusuknya syaraf dilokasi
penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri ataukesemutan yang menjalar ke lengan,
seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Walaupun jarang, serangan kejang ( seizures) dapat pula terjadi.
Penanganan :
a.
Pasien yang mengalami
serangan saat pengambilan darah harus dilindungi dari perlukaan.
b.
Hentikan pengambilan
darah, baringkan pasien dengan kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan jalan
nafas, hindari agar lidah
tidak
tergigit.
c.
Segera mungkin aktifkan
perlengkapan keselamatan, hubungi
dokter
d.
Lakukan penekanan
secukupnya di daerah penusukan sambil membatasi pergerakan pasien.
G. Kegagalan
pengambilan darah
Faktor yang dapat menyebabkan
antara lain :
1.
karena jarum kurang dalam.
2.
Jarum terlalu
dalam/tembus, lubang jarum menempel didinding pembuluh darah, vena
kolap atau tabung tidak vakum. Vena kolaps dapatterjadi bila menarik penghisap
dengan cepat, menggunakan tabung yangterlalu besar atau jarum terlalu kecil.
1.
Hemokonsentrasi
Hemoknsentrasi terjadi
karena pembendungan / pemasanganturniket yang ketat dan lama ( > 1 menit),
atau mengepal telapak tangandengan pemijatan atau massage. Hal ini akan
menyebabkan peningkatankadar hematokrit dan elemen seluler lainnya, protein
total,GTO,lipid total,kolestrol dan besi (Fe). Mengepalkan tangan berulang akan
meningkatkan kalium,
Flosfat dan lakat.
2. Hemodilusi
Terjadi karena
pengambilan darah dilengan dimana terdapat pemberian cairan intra
vena (infus ). Pengambilan darah di sisi influs harus di hindari
sebisanya, jika tidak memungkinkan, hentikan infuse 3-5menit, ambil darah
dibagian distal tempat infuse dan buang 3-5 cc darahyang pertama diambil.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan hemodilusi antara lain :
a. Kontaminasi
oleh cairan interstitial / cairan jaringan pada pengambilan darah
didaerah udem atau pada pasien obeis.
b. Kontaminasi
alcohol yang belum kering pada pengambilan darah kapiler
c. Rasio
darah : antikoagulan yang tidak sesuai
3. Hemolisis
Terjadi karena
pengambilan darah dengan jarum yang terlalu kecil, pengambilan darah yang sulit dimana
dilakukan manipulasi
jarum, menarik penghisap
terlalu cepat, Mengeluarkan darah dari jarum dengan menekan secara
keras/kasar,mengocok tabung dengan kuat, kontaminasi alcohol dan pemakaian torniket terlalu lama.
Hemolisis akan menyebabkan peninggian analit-analit yang banyak terdapat
intrasel seperti LDH, kalium, magnesium, Fedan Fosfor anorganik. Masuknya
factor jaringan Pengambilan darah yang sulit seperti pada vena yang kecil,
orangtua, anak kecil dan pasien dengan udem atau obesitas, atau manupulasi terlalu banyak akan
menyebabkan pelepasan factor jaringan yang akan mengaktifkan factor
pembekuan darah dan mengakibatkan perubahan nilai pemeriksaan
hemostasisi. Sebaiknya pengambilan darah untuk koagulasi dilakukan
dengan dua tabung.
4. Kontaminasi
Pada pemeriksaan kultur
darah, tindakan asepsis yang tidak
adekuat
atau pengambilan darah pada lokasi yang mengalamiperadangan akan menimbulkan
kontaminasi. Plasma
adalah cairan darah yang terdiri atas air yang di dalamnya terlarut zat organik,
anorganik, dan zat-zat sisa yang tidak berguna,sedangkan serum adalah salah
satu bagian dari plasma darah, yaitu padaprotein. Protein memiliki molekul yang
cukup besar, jika darah diputar dalam sentifuge, maka zat protein tersebut akan
mengendap, sisanya berupa
cairan bening atau jernih yang disebut serum
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Flebotomi
(bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dantomia. Phleb
berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong(“cutting”).
Dulu dikenal istilah vena
sectie (Bld), venesection atau
veni section(Ing). Sedangkan Flebotomist
adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat latihan untuk mengeluarkan dan
menampung specimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Ada beberapa kompetensi minimal yang harus dimiliki
seorang flebotomist, dan perilaku professional yang harus dipatuhi seorang
flebotomist. Darah dapat diperoleh melalui pengambilan darah vena, darah
kapiler dan darah arteri. Komplikasi yang berkenaan dengan tindakan Flebotomi
yaitu syncope, rasa nyeri, hematoma, pendarahan, allergi, thrombosis, radang
tulang, amnesia, dan komplikasi neulogis. Faktor Kegagalan yang dapat terjadi
pada saat pengambilan darah yaitu hemokosentrasi, hemodilusi, hemolisis,
kontaminasi.
B.
Saran
Agar
tidak terjadi kesalahan pada saat pengambilan darah maka seorang flebotomist
harus memiliki kompetensi dan perilaku professional sehingga dapat bekerja
dengan baik dan benar agar memperoleh hasil yang akurat.
Daftar
Pustaka
http://riskacantix.blogspot.com/2012/02/teknik-flebotomi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar