Jumat, 16 Januari 2015

makalah phlebotomy



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Praktek pengeluaran darah (bloodletting) sudah sejak lama dikenal manusia dan menjadi bagian dari pengobatan pasien. Teknik pengeluaran darah yang pertama(tahun 100 SM) dilakukan oleh dokter-dokter dari Syria dengan menggunakan lintah. Sebelum dikenal Hippocrates dengan sebutan”Bapak Ilmu Kedokteran”(abad 5 SM), seni pengambilan darah banyak mengalami perubahan demikian pula berbagai alat untuk keperluan pengambilan dan penampunngan bahan darah. Lanset untuk pengambilan darah digunakan pertama kali sebelum abad ke 5 SM dengan tetap mengacu kepada lintah sebagai bentuk dasar. Dengan lanset ini seorang dokter (practitioner) melubangi vena, kadang-kadang sampai beberapa lubang. Menjelang akhir abad 19 barulah teknologi mengambil alih memproduksi “lintah artificial”. Kini telah dikenal beragam alat pengambilan darah dan mudah diperoleh di pasaran.
Kebanyakan pengambilan specimen darah pasien saat ini masih dilaksanakan oleh teknisi/analis laboratorium baik diruang laboratorium maupun diruang perawatan; padahal jabatan dan kandungan tugas seorang teknisi atau analis laboratorium tidak sejalan dengan tannggung jawab dan kegiatan/aktivitas seorang pengambil specimen darah(dalam hal ini seorang flebotomis). Obyek yang dihadapi oleh teknisi/analis laboratorium adalah peralatan pemeriksaan sedang obyek yang dihadapi oleh flebotomis adal pasien(atau orang sehat) yang dilekati oleh banyak hal: sifat,perilaku,masalah intern/pribadi dan lain-lain. Hal-hal ini sedikit banyaknya bias menjadi penghalang dalam kelancaran proses pengambilan specimen darah dan hal-hal ini pula yang harus bias dihadapi dan diatasi seorang flebotomis.
System pelayanan kesehatan yang berkembang akhir-akhir ini untuk tujuan kesejahteraan pasien mengacu kepada pelayanan kesehatan oleh tim(team oriented). Dengan sendirinya, pelayanan laboratorium akan selalu menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan menyeluruh dan seorang flebotomis menjadi orang yang sangat penting(crucial) karena menempati posisi awal dalam rangkaian. proses pemeriksaan tes laboratorium. Posisi awal ini berada dalam penngawasan program pemantapan mutu(fase pra-analitik) hasil laboratorium sehingga salah benarnya flebotomis melaksanakan tugasnya akan mempengaruhi mutu hasil tes. Hasil pemeriksaan laboratorium yang benar dan akurat merupakan andil/modal dari tim laboratorium (mencakupi juga flebotomis) dalam menunjanng diagnosis dan pemantauan penyakit. Oleh sebab itu, peran dan tanggung jawab seorang flebotomis dalam melaksanakan tugasnya harus senantiasa disadari.

B.     Rumusan Masalah
A.    Apa yang di maksud dengan Flebotomi?
B.     Apa saja kompetensi minimal seorang Flebotomist?
C.     Bagaimana perilaku professional seorang Flebotomist?
D.    Bagaimana cara memperoleh darah?
E.     Apa saja komplikasi yang dapat  terjadi pada Flebotomi?
F.      Apa saja kegagalan yang dapat terjadi pada saat pengambilan darah?

C.     Tujuan
Agar mahasiswa memahami tentang Flebotomi, mengetahui kompetensi minimal dan perilaku professional seorang Flebotomi, mengetahui dan memahami cara memperoleh specimen darah, mengetahui komplikasi dan kegagalan yang dapat terjadi pada Flebotomi

D.    Manfaat
Mampu meningkatkan pemahaman tentang flebotomi dengan baik dan benar











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Flebotomi
Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dantomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong(“cutting”). Dulu dikenal istilah vena sectie (Bld), venesection atau veni section(Ing). Sedangkan Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat latihanuntuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena,arteri atau kapiler. Teknik flebotomi merupakan suatu cara pengambilan darah (sampling) untuk tujuan tes laboratorium atau bisa juga pengumpulan darah untuk didonorkan
B.     Kompetensi minimal seorang Flebotomist

Kompetensi minimal seorang flebotomi antara lain :

1.      Flebotomis mampu berkomunikasi dengan pasien untuk menjelaskan tujuan pengambilan darah, apa yang akan dilakukan dan bagaimana caranya,  menjelaskan tujuan dan cara persiapan pasien
2.      Mampu mengerjakan tugas-tugas administrasi
3.      Harus mengerti dan mematuhi prosedur keselamatan pasien dan dirinya.
4.      Harus dapat menyiapkan bahan dan alat-alat yang akan digunakan serta memilih antikoagulansia
5.      Harus memahami prosedur dan tehnik flebotomi venipuncture dan skinpuncture yang benar
6.      Melakukan labelisasi pada tabung / wadah sampel secara benar
7.      Mampu melakukan tranportasi sampel secara benar serta tepat waktu  ke laboratorium
8.      Harus mampu menangani komplikasi akibat pelaksaan flebotomi secara benar dan cepat. (Rikawati 2010)

C.     Perilaku profesional flebotomist
Seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya mempunyai kompetensi dan keahlian yang tinggi dalam pengambilan darah berpedoman pada perilaku profesional dan bertindak berdasarkan aspek etika moral, etika hukum dan etika profesi.
Ada 3 macam aspek etika yang harus dipatuhi yaitu : etika moral, etika hukum dan etika profesi
1.      Etika moral : Merupakan norma-norma yang memberikan pedoman dalam berperilaku yang boleh dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan berdasarkan moral dan hati nurani.
2.      Etika hukum : Merupakan aturan yang dibuat oleh negara berlaku umum dalam masyarakat dan bersifat mengikat, mempunyai kekuatan hukum berdasarkan suatu Peraturan Perundangan (hukum) yang berlaku.
3.      Etika profesi : Merupakan aturan yang dibuat organisasi profesi sbg pedooman moral utk mengatur anggotanya serta bertujuan menjaga mutu profesi, memelihara harkat dan martabat profesi. Sanksi dapat berupa teguran, skorsing atau pemecatat. Etika profesi yg sudah dalam bentuk tertulis secara sistematis sebagai kode etik profesi(Rikawati 2010).

D.    Cara Memperoleh Darah

1.      Pengambilan Darah Vena
Ø  Alat-alat yang digunakan untuk mengambil darah vena, yaitu :
a.       Sarung tangan
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS8RdbLKZvkETt4dHpzfBM61ZaMds6M0lpUknEZOke2GOIV26xHDA
Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah terjadi infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnnya untuk mencegah kontaminasi silang. Sarung tangan harus dipakai kalau menangani darah, duh tubuh, sekresi dan eksresi (kecuali keringat). Petugas kesehatan (Plebotomis) menggunakan sarung tangan untuk tiga alasan, yaitu:
·         Mengurangi resiko petugas kesehatan terkena infeksi dari pasien.
·         Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien.
·         Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari satu pasien ke pasien lain

b.      Masker

Jual Masker 3 Lapis pakai Tali  - Face Mask 3 Ply Tie-On (Export Quality) - Mask...
Masker digunakan untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk, bersin, dan juga mencegah ciprtan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut petugas kesehatan
c.       Spuit
https://html2-f.scribdassets.com/1jgtyh7zy81pgqte/images/4-19bba35a55.jpg
Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk pemberian cairan sonde atau syring pump.
d.      Tourniquet

http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/tourniquet_600.jpg        http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/pediatric-tourniquet_600.jpg

Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapatdigunakan untuk mengukur jumlah darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanyadigunakan untuk pemberian cairan sonde atau syring pump.2. TourniquetMerupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karetsintetis yang bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit.
e.       kapas alkohol
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/kapas-alkohol-steril.jpeg       http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/alkohol-swab.jpg
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahidengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.
f.       Needle, Wing Needle
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/needle-for-single-use.jpg
Ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum. Needle ini bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum. Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan dengan jarum kecil.
g.      Vacuum Tube

http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/vacutainer.jpg
Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai
h.      Blood Container

http://thumbs.dreamstime.com/thumblarge_371/123620464437N5C6.jpg
Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum udara. Ini biasa digunakan untuk pemeriksaan manual, dan dengan keperluan tertentu misalnya pembuatan tampungan sendiri untuk efisiensi biaya.
i.        Plester 
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/hypafix.jpg  http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/plester.jpg


Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat penusukan.
Ø  Prosedur Kerja

http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/sampling-via-spuit.jpg

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital , pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil. Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
·         Lengan pada sisi mastectomy
·         Daerah edema
·         Hematoma
·         Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
·         Daerah bekas luka
·         Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular 
·         Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu. Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik ( syring ), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer ).

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
1)      Pemasangan turniket (tali pembendung) pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemensel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol,lipid total)
2)      melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
3)      Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
4)      penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkanhematoma.tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
5)      Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

a.       Pengambilan Darah Vena dengan Syringe
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring ) merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur kerja :
1)      Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang apa yang dilakukan terhadap penderita, kerjasama penderita,sensasi yang dirasakan penderita, dsb (Mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kerjasama. Mencegah hiperventilasi akibat ansietas, yang menimbulkan perubahan sementara pada gas darah)
2)      Cari vena yang akan ditusuk (superfisisal, cukup besar, lurus, tidak ada peradangan, tidak diiinfus).(Meningkatkan kemudahan insersi jarum.Memungkinkan perawat menempatkan jarum menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus keluar berkurang.Vena yang diinfus harus dihindari karena meningkatkan risiko bercampurnya cairan infuse dengan sampel darah yang akan diambil yang dapat mengakibatkan hasil test tidak valid)
3)      Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan bantuan tangan kiri operator atau diganjal dengan telapak menghadap ke atas sambil mengepal (Memungkinkan dilatasi vena sehingga vena dapat dilihat)
4)      Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang telah dibasahi alcohol 70% dan biarkan sampai kering. )Mengurangi risiko bakteri yang berada di kulit memasuki tempat pungsi.)
5)      Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan agar vena tampak lebih jelas (bila tourniquet berupaikatan simpul terbuka dan arahnya keatas)(Meningkatkan dilatasi vena. Tourniquet harus menghambataliran vena, bukan aliran arteri.Aliran arteri yang terhenti mencegah pengisian vena.)
6)      Pembendungan tidak boleh terlalu lama maksimal 2 menit, terbaik 1 menit.( Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma
7)      Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah darah yang akan diambil, cek  jarum dan karetnya.(Memastikan spuit cukup untuk  jumlah darah yang diambil).
8)             Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya dan dorong penghisap sampai ke ujung depan.(Mencegah terlepasnya jarum darispuit, Mengeluarkan udara dalam spuit)
9)             Fiksasi pembuluh darah yang akanditusuk dengan ibu jari tangan kiri. (Meningkatkan dilatasi vena, Mencegah bergesernya vena.)
10)  Tusukkan jarum dengan sisi menghadap ke atas membentuk sudut15-30° sampai ujung jarum masuk kedalam vena dan terlihat darah dari pangkal jarum.(Memungkinkan perawat menempatkan jarum menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus ke luar  berkurang)
11)      Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan membentuk sudut.(Menghindari pergeseran jarum).
12)  Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang didinginkan.(Memastikan jumlah darah yangdiambil sesuai dengan yang diinginkan)
13)      Kepalan tangan dibuka, lepaskan bendungan.( Mengurangi aliran balik darah. Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma, Memperlancar aliran darah kembali)
14)      Letakkan kapas alcohol 70% diatas jarum, cabut jarum dengan menekan kapas menggunakan tangan kanan pada bekas tusukan selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan ibu jari penderita selama± 5 menit.(Mencegah perdarahan.)
15)  Lepaskan jarum, alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya supaya tidak terjadi hemolisa.(Mencegah terjadinya hemolis).
16)  Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang volumenya sesuai (sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta) Mengamankan specimen untuk  diantar ke laboratorium terkait)
17)  Jika menggunakan antikoagulan, kocok botol beberapa menit agar antikoagulan tercampur dengan darah dan tidak terjadi pembekuan.(Mencegah terjadinya pembekuan darah.)

b.      Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/pengambilan-vena.jpg

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai. Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder danmemudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior. Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan,dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tesyang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih baguskarena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah,antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang ( flash)

Prosedur :
1.      Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
2.      Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
3.      Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasiensenyaman mungkin.
4.      Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
5.      Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
6.      Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
7.      Minta pasien mengepalkan tangan.
8.      Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
9.      Pilih bagian vena median cubital  atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastisdan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dariarah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerahlengan.
10.  Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
11.  Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
12.  Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
13.  Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekankapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik  jarum sebelum turniket dibuka.
                                                                                 
c.      Menampung Darah Dalam Tabung

https://html1-f.scribdassets.com/1jgtyh7zy81pgqte/images/20-94f36f2fe6.jpg

Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
1)      Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test )
2)      Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST ) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
3)      Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST ) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
4)      Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnyadigunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
5)      Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
6)      Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam,umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper,mercury) dan toksikologi.
7)      Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dankalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
8)      Tabung tutup hitam; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk  pemeriksaan LED (ESR).
9)      Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk  pemeriksaan imuno hematologi.
10)  Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
11)  Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi – aerob, anaerob dan jamur Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
a.       Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah kedalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung,biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telahterpenuhi.
b.      Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
c.       Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama – botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua – tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga – tabung non additive (tutup merah),keempat – tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clotactivator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin),tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)

2.      Pengambilan Darah kapiler dan Darah Arteri

Pengambilan darah kapiler dimaksudkan untuk pemeriksaan laboratoriumdengan volume yang lebih sedikit dari pengambilan melalui vena. Pengambilan iniumumnya digunakan untuk pemeriksaan dengan jumlah dibawah 500 mikroliter.
Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan kapiler :
a.       lancet
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/blood-lancet.jpg          http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/auto-lancet756.jpg

Merupakan jarum kecil disposable yang digunakan untuk pengambilandarah kapiler dipermukaan kulit atau ujung jari pasien. Bisa berupa classic lancetyang terpisah dari pemantiknya. Atau bisa berupa automatic lancet yang langsung bisa dipergunakan tanpa pemantik lagi.

b.      Kapas alkohol

http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/alkohol-swab.jpghttp://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/kapas-alkohol-steril.jpeg
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.


c.       Obyek Glass
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/object-glass.jpg

Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaandarah atau pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop

d.      Deck Glass
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/cover-glass1.jpg

Adalah penutup obyek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena dimaksudkan agar bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop
e.       Tensimeter
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/tensi.jpg
Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak jantung manusia. Dalam sampling tensi ini digunakan untuk memeriksa Bleeding time
f.       Kertas Saring
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/bleeding-time.jpg
Kertas yang mempunyai kerapatan tertentu sehingga bisa digunakan untuk menyaring larutan. Bisa digunakan untuk pemeriksaan Bleeding time.
g.      Tabung kapiler 
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/tabung-kapiler-marien.jpg

Merupakan tabung kecil dengan diameter 1mm sehingga memiliki dayakapilaritas atau menyerap cairan darah yang akan diambil. Sehingga cukup dengan menempelkan salah satu ujungnya, maka darah akan mengisi tabung sesuai kebutuhan. Tabung kapiler dengan antikoagulan bertanda strip merah, sedangkan tanpa koagulan dengan strip biru.



h.      Wax
http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/wax-hmt.jpg
Merupakan dempul atau penutup yang digunakan sebagai penahan dasar tabung hematokrit sehingga disaat penyimpanan sampel darah atau pemutaran nilai hematokrit, darah bisa tertahan didalam tabung

i.        Sarung tangan
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS8RdbLKZvkETt4dHpzfBM61ZaMds6M0lpUknEZOke2GOIV26xHDA
Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah terjadi infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnya untuk mencegah kontaminasi silang. Sarung tangan harus dipakai kalau menangani darah, duh tubuh, sekresi dan eksresi (kecuali keringat). Petugas kesehatan (Plebotomis) menggunakan sarung tangan untuk tiga alasan, yaitu:
·         Mengurangi resiko petugas kesehatan terkena infeksi dari pasien.
·         Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien.
·         Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari satu pasien ke pasien lain

j.        Masker
Jual Masker 3 Lapis pakai Tali  - Face Mask 3 Ply Tie-On (Export Quality) - Mask...
Masker digunakan untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk, bersin, dan juga mencegah ciprtan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut petugas kesehatan

a)      PengambilanDarahKapiler :

http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/pengambilan-kapiler.jpg
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilahskinpunctureyang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :
·         Ujung jari tangan (fingerstick ) atau anak daun telinga.
·         Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick ) pada 1/3 bagian tepitelapak kaki atau ibu jari kaki. 
·         Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran,seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb),kongesti atau sianosis setempat.Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampeldengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb,hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method ).

Prosedur :
1.      Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
2.      Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkankering.
3.      Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supayarasa nyeri berkurang.
4.      Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harusdiperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basaholeh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol,tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
5.      Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapaskering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
6.      Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan.


b)   Pengambilan Darah Arteri
Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis didaerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih. Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.

Prosedur kerja pengambilan darah arteri :
1.      Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.
2.      Pilih bagian arteri radialis.
3.      Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.
4.      Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
5.      Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkankering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
6.      Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
7.      Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit


E.     Komplikasi Flebotomi
Komplikasi berkenaan dengan tindakan Flebotomi
1.      Syncope
Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat/ sementara waktu sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat,pengelihatan kabur/ gelap, bahkan bisa sampai muntah. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perasaan takut atau akibat pasien puasa terlalu lama. Rasa takut atau cemas bisa juga timbul karena kurang percaya diri Itulah sebabnya mengapa perlu memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dialaminya.Penampilan dan prilaku seorang Flebotomis juga bisa mempengaruhi keyakinan pasien sehingga timbul rasa curiga/ was-was ketika proses pengambilan darah akan dilaksanakan. Oleh sebab itu penampilan dan prilaku seorang flebotomis harus sedemikian rupa sehingga tampak berkompetensi dan Fropesional
Cara mengatasi
a.    Hentikan pengambilan darah
b.    Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satusisi
c.    Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala )
d.   Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang
e.    Minta pasien menarik nafas panjang
f.     Hubungi dokter
g.    Pasien yang tidak sempat dibaringkan , diminta menundukan kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang
Cara Pencegahan
a.    Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan. Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah. Kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan
2.      Rasa Nyeri
Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Nyeri bisa timbul akibat alkosol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat
Cara pencegahan
a.       Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mengering sebelum pengambilan darah dilakukan.
b.      Penarikan jarum tidak terlalu kuat
c.       Penjelasan/ Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya (memberi contoh )
3.      Hematoma
Hematoma dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan (dalam Hal Flebotomi : jaringan dibawah kulit ) sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah :
a.    Jarum terlalu menungkin sehingga menembus dinding vena
b.    Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar  vena
c.    Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan
d.   Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet ( tourniket)belum dikendurkan
e.    Temapat penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket.
Cara mengatasi
Jika dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat penusukan jarum segera
1)      Lepaskan turniket dan jarum
2)       Tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa
3)      Angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+- 15 menit)
4)      Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri
4.      Pendarahan
Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah kapiler lebih kurang resikonya.Pendarahan yang berlebihan ( atau sukar berhenti ) terjadi karena terganggunya system kouglasi darah pasien. Hal ini bisa terjadi karena :
a.         Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan darah
b.        Pasien menderita gangguan pembekuan darah ( trombositopenia,defisiensi factor pembeku darah (misalnya hemofilia )
c.         Pasien mengidap penyakit hati yang berat ( pembentukanprotrombin, fibrinogen terganggu )
Cara Mengatasi
a.       Tekan tempat pendarahan
b.      Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya
Cara pencegahan
a.       Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat denga pasien
b.      Setelah pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih lama
5.      Allergi
Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam
flebotomi, misalnya terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex yang adapada sarung tangan, turniket atau plester.Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis,radang selaput mata; kadang-kadang bahkan bisa (shock)\
Cara mengatasi :
a.       Tenangkan pasien, beri penjelasan
b.      Panggil dokter atau perawat untuk penanganan selanjutnya
Cara pencegahan
a.       Wawancara apa ada riwayat allergi
b.      Memakai plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex
6.      Trombosis
Terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempatyang sama sehingga menimbulkan kerusaka dan peradangan setempatdan berakibat dengan penutupan ( occlusion ) pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna obat ( narcotics ) yang memakai pembuluh darah vena.
Cara pencegahan
a.    Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama
b.    Pembinaan peninap narkotika
7.      Radang Tulang
Penyakit ini sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yangsempit dan pemakaian lanset yang berukuran panjang
Cara mengatasi: Mengatasi peradangan tulang
Cara Pencegahan:
a.         Menggunakan lanset yang ukurannya sesuai. Saat ini sudah dipasarkan lanset dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan kelompok usia.
b.        Setiap kejadian komplikasi Flebotomi harus dilaporkan kepada dokter dan dicatat dalam buku catatan tersendiri dengan mencantumkan identitas pasien selengkapnya, tanggal dan jam kejadian, dan tindakan yang diberikan.
8.      Amnesia
Pada bayi, terutama bayi baru lahir dimana volume darah sedikit, pengambilan darah berulang dapat menyebabkan anemia. Selain itu pengambilan darah kapiler pada bayi terutama yang bertulang dapat menyebabkan selulitis, abses, osteomielitis, jaringan parut dan nodul klasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut mula-mula tampak seperti lekukanyang 12 bulan kemudian akan menjadi nodul dan menghilang dalam 18-20 bulan.
9.      Komplikasi neuologis
Komplikasi neurologist dapat bersifat local karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri ataukesemutan yang menjalar ke lengan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Walaupun jarang, serangan kejang ( seizures) dapat pula terjadi.
Penanganan :
a.         Pasien yang mengalami serangan saat pengambilan darah harus dilindungi dari perlukaan.
b.        Hentikan pengambilan darah, baringkan pasien dengan kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit.
c.         Segera mungkin aktifkan perlengkapan keselamatan, hubungi dokter
d.        Lakukan penekanan secukupnya di daerah penusukan sambil membatasi pergerakan pasien.

G.    Kegagalan pengambilan darah

Faktor yang dapat menyebabkan antara lain :
1.       karena jarum kurang dalam.
2.      Jarum terlalu dalam/tembus, lubang jarum menempel didinding pembuluh darah, vena kolap atau tabung tidak vakum. Vena kolaps dapatterjadi bila menarik penghisap dengan cepat, menggunakan tabung yangterlalu besar atau jarum terlalu kecil.
1.      Hemokonsentrasi
Hemoknsentrasi terjadi karena pembendungan / pemasanganturniket yang ketat dan lama ( > 1 menit), atau mengepal telapak tangandengan pemijatan atau massage. Hal ini akan menyebabkan peningkatankadar hematokrit dan elemen seluler lainnya, protein total,GTO,lipid total,kolestrol dan besi (Fe). Mengepalkan tangan berulang akan meningkatkan kalium, Flosfat dan lakat.

2.      Hemodilusi
Terjadi karena pengambilan darah dilengan dimana terdapat pemberian cairan intra vena (infus ). Pengambilan darah di sisi influs harus di hindari sebisanya, jika tidak memungkinkan, hentikan infuse 3-5menit, ambil darah dibagian distal tempat infuse dan buang 3-5 cc darahyang pertama diambil. Beberapa hal yang dapat menyebabkan hemodilusi antara lain :
a.       Kontaminasi oleh cairan interstitial / cairan jaringan pada pengambilan darah didaerah udem atau pada pasien obeis.
b.      Kontaminasi alcohol yang belum kering pada pengambilan darah kapiler
c.       Rasio darah : antikoagulan yang tidak sesuai

3.      Hemolisis
Terjadi karena pengambilan darah dengan jarum yang terlalu kecil, pengambilan darah yang sulit dimana dilakukan manipulasi jarum, menarik penghisap terlalu cepat, Mengeluarkan darah dari jarum dengan menekan secara keras/kasar,mengocok tabung dengan kuat, kontaminasi alcohol dan pemakaian torniket terlalu lama. Hemolisis akan menyebabkan peninggian analit-analit yang banyak terdapat intrasel seperti LDH, kalium, magnesium, Fedan Fosfor anorganik. Masuknya factor jaringan Pengambilan darah yang sulit seperti pada vena yang kecil, orangtua, anak kecil dan pasien dengan udem atau obesitas, atau manupulasi terlalu banyak akan menyebabkan pelepasan factor jaringan yang akan mengaktifkan factor pembekuan darah dan mengakibatkan perubahan nilai pemeriksaan hemostasisi. Sebaiknya pengambilan darah untuk koagulasi dilakukan dengan dua tabung.

4.      Kontaminasi
Pada pemeriksaan kultur darah, tindakan asepsis yang tidak adekuat atau pengambilan darah pada lokasi yang mengalamiperadangan akan menimbulkan kontaminasi. Plasma adalah cairan darah yang terdiri atas air yang di dalamnya terlarut zat organik, anorganik, dan zat-zat sisa yang tidak berguna,sedangkan serum adalah salah satu bagian dari plasma darah, yaitu padaprotein. Protein memiliki molekul yang cukup besar, jika darah diputar dalam sentifuge, maka zat protein tersebut akan mengendap, sisanya berupa cairan bening atau jernih yang disebut serum














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dantomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong(“cutting”). Dulu dikenal istilah vena sectie (Bld), venesection atau veni section(Ing). Sedangkan Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Ada beberapa kompetensi minimal yang harus dimiliki seorang flebotomist, dan perilaku professional yang harus dipatuhi seorang flebotomist. Darah dapat diperoleh melalui pengambilan darah vena, darah kapiler dan darah arteri. Komplikasi yang berkenaan dengan tindakan Flebotomi yaitu syncope, rasa nyeri, hematoma, pendarahan, allergi, thrombosis, radang tulang, amnesia, dan komplikasi neulogis. Faktor Kegagalan yang dapat terjadi pada saat pengambilan darah yaitu hemokosentrasi, hemodilusi, hemolisis, kontaminasi.

B.     Saran
Agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengambilan darah maka seorang flebotomist harus memiliki kompetensi dan perilaku professional sehingga dapat bekerja dengan baik dan benar agar memperoleh hasil yang akurat.

















Daftar Pustaka

http://riskacantix.blogspot.com/2012/02/teknik-flebotomi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar